Kamis, 25 Agustus 2011

HIPNOTIS TRADISIONAL

HIPNOTIS TRADISIONAL
Meskipun istilah hipnosis belum dipergunakan, namun metode-metode pengobatan yang memanfaatkan fenomena hipnosis/trance sudah banyak dilakukan sejak zaman sebelum masehi. 4000 SM, di Assyo Babylonia, data arkeologis menunjukkan adanya praktik pengobatan oleh pendeta dengan pemanfaatan pembakaran dupa dan pembacaan doa . Api digunakan agar pasien konsentrasi. Sang pendeta memandang mata sang klien, pada saat yang sama disampaikan doa permintaan kepada Tuhan untuk mengusir penyakit. Selama proses penyembuhan diiringi dengan bunyi-bunyian tifa dan gong. 2000 SM, Wang Tai peletak dasar pengobatan Cina mengajarkan bagaimana memanfaatkan pikiran pasien untuk membantu menghilangkan penyakit baik fisik maupun emosi. Kitab Hindu Weda bahkan mengajarkan metode agar pasien memfokuskan pikiran terhadap organ tubuh tertentu yang memerlukan penyembuhan. 1552SM, Pada manuskrip di Mesir dilaporkan ada praktik dokter saat itu yang menyembuhkan pasiennya dengan cara tangan sang dokter memegang kepala pasien, sang pasien kemudian menutup mata dan konsentrasi kepada bagian tubuh yang sakit, Sang dokter memperoleh kekuatan untuk menyingkirkan peyakit. 1200 SM, Dokter Yunani , Aesclepius melakukan ritual penyembuhan dengan membuat bangunan suci tidur . Pasien diminta tidur dan mendapakan penyembuhan melalui mimpi. 1000 SM, Di Mesir terdapat bangunan suci yang dipergunakan khusus untuk ritual penyembuhan. Pendeta melakukan penyembuhan dengan kekuatan sentuhan dan kata-kata. 928 SM, Di Yunani, Chiron seorang dokter pada saat itu melakukan operasi dengan membuat pasien terlebih dahulu masuk ke dalam keadaan trance yang diperoleh melalui menghirup aroma wewangian dan mendengarkan rapalan doa. 400-377 SM, Dokter Yunani , Hyppocrates memperkenalkan keadaan trance yang merupakan proses penyembuhan juga bagian dari upacara pelulusan . Ia pecaya bahwa karakter, kepribadian dan sikap mental pasien berkaitan erat dengan tipe penyakit yang diderita. Bahkan Hyppocrates mengatakan “jauh lebih penting mengenal orang yang mengalami penyakit tertentu ketimbang mengetahui penyakit apa yang di alami orang”. Ia juga mengatakan “Rasa sakit dialami oleh tubuh, Sang jiwa melihatnya sambil menutup mata”. 300-270 SM, Raja Phyrus dari Mesir adalah Raja-Pendeta yang menyiapkan tempat yang berguna untuk berdoa sekaligus tempat penyembuhan. Dia memberi nama “ Bangunan Suci Tidur”. Para peneliti menemukan pula dokumen dan gambar yang menunjukkan posisi tubuh pasien yang dalam saat ini dinyatakan sedang terinduksi dan mengalami trance. 70 SM, Kaisar Roma, Vespassian mengatakan bahwa ia bisa melakukan penyembuhan hanya dengan menggunakan sentuhan. Injil menyatakan fenomena penyembuhan alamiah jiwa-tubuh hingga dengan kekuatan supranatural. Dengan keyakinan kepada Tuhan, adanya penyakit menandakan adanya hukuman, penyembuhan dimaknai dengan adanya pemaafan. Tahun 1060, Raja Edward dari Inggris menyatakan ia dapat melakukan penyembuhan dengan menyentuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar